Antara Mbah Surip dan Michael Jackson

Hmm..entah kenapa, saya merasa Michael Surip dan Mbah Jacko (upss!!!!maksud saya, Michael Jackson dan Mbah Surip :p) menjadi berita hangat dalam beberapa waktu belakangan ini. Tengok saja berbagai media baik televisi, koran, majalah, internet, bahkan radio ramai-ramai meliput berita seputar kematian Jacko dan ketenaran Mbah Surip. Memang sih..berbeda dengan berita MJ yang seolah-olah dengan Virus H1N1 berkompetisi menjadi headline (topik utama) di berbagai media besar di hampir seluruh negara di dunia, Mbah Surip dengan berbagai keunikan dan prestasi yang dicetaknya pun sukses menggantikan Manohara menghiasi media lokal dan nasional. Hal ini berani saya simpulkan setelah kurang lebih dalam sebulan terakhir saya melakukan pengamatan ’yang tidak disengaja, tidak direncanakan, dan tidak dijamin keakuratannya’ ketika saya menonton TV dan membaca koran.

Misteri kematian Jacko mungkin menjadi pembicaraan terbesar mayoritas warga dunia saat ini, khususnya kalangan pecinta musik pop yang masih menangisi perginya the legend King of Pop untuk selama-lamanya. Ya! Siapa yang menyangka Raja Pop Dunia yang terkenal dengan moonwalknya itu pergi sebelum sempat menggelar Mega Konsernya ”This Is It” berupa 50 tour di usianya yang 50 itu? Shocking dillema yang dialami oleh fans MJ pun meningkat setelah petugas kesehatan dan kepolisian yang bertugas mengautopsi jasad MJ belum juga menemukan penyebab kematian MJ yang sebenarnya. Terakhir, harian Republika yang saya baca (13/07) malah menyebutkan hasil autopsi terakhir mengindikasikan bahwa MJ dibunuh. Ditemukan empat goresan pada leher Michael (Masya Allah..saya jadi merinding bacanya,tolong jangan dibaca keras-keras di depan anak-anak ya,hehe). Hal ini didukung oleh pernyataan kakak MJ, La Toya, yang mengatakan bahwa banyak orang-orang yang berniat tidak baik disekeliling MJ. Nilai MJ lebih dari semilyar dollar. MJ sendiri sempat pesimis dengan mega konsernya di London akan tewujud mengingat kesehatannya yang kian memburuk. Fakta berupa perhiasan dan uang jutaan dollar yang lenyap ketika MJ meninggal pun semakin memperkuat wacana bahwa MJ dibunuh.

Lain MJ lain Mbah Surip. Ayah empat anak dan kakek empat cucu yang berperawakan serba unik ini, juga bolak-balik menjadi berita di media. Wajahnya yang lugu dan jauh dari kesan artis kebanyakan itu, sering muncul di TV. Ibarat obat, kemarin saja saya tiga kali melihatnya tampil menjadi bintang tamu di sejumlah TV Show (Eittss..perhatian-perhatian, saya nggak ngikutin acaranya, tapi nda tahu kenapa pas pindah channel, wajah Mbah Surip terus yang muncul,hehe), pagi ini, ketika saya bersiap sarapan pun, lagi-lagi Mbah Surip dengan gaya jenakanya muncul jadi bintang tamu di Kabar Pagi TV One. (Oalah..Saya langsung nyengir deh..ha-ha-ha,lho..itu ketawanya..nah lho??). Sepintas mungkin tidak ada yang menyangka bahwa Mbah yang satu ini berhasil memperoleh royalti senilai Rp 4,5 M dari hasil penjualan ring back tonenya yang berjudul ”Tak Gendong”. Angka yang fantastis! Bayangkan berapa banyak orang yang telah men-download lagu Mbah Surip! Tapi kalau dipikir-pikir, masuk akal juga,sih..saya jadi membayangkan kalau salah satu anggota keluarga adalah anak berusia 2-5 tahun, yang notabene masih suka digendong orangtuanya, terus setiap kali anak itu minta digendong, orangtuanya langsung nyanyi lagu “Tak Gendong”-nya Mbah Surip, terus didenger sama anggota keluarga yang lain..nah lho, bukankah itu bagian dari kekuatan pemasaran melalui ‘Mouth to Mouth’?! Itu baru satu keluarga, coba deh kalikan dengan jumlah keluarga yang ada di Indonesia!! Hehe,kalau dihitung manual kita akan kewalahan,

Lalu, apa hubungannya MJ dan Mbah Surip? Bukankah mereka satu sama lain nggak saling kenal? Bukankah mereka belum pernah konser satu panggung, lalu berduet bersama?bukankah mereka beda aliran musik (pop dan reggae)?Disini saya hanya merasa mendapatkan benang merah bahwa fenomena Mbah Surip dan MJ terkait erat dengan strategi marketisasi yang berhasil dijalankan oleh media. Yang datang dan Yang pergi, keduanya sama-sama mendatangkan rezeki tidak hanya pada pihak pertama yang menjadi subjeknya (dalam hal ini keluarga MJ dan Mbah Surip yang menjadi narasumber utama), tetapi juga pihak kedua, ketiga, dan seterusnya. Seandainya kita bayangkan berapa keuntungan Event Organizer dari tiket konser MJ yang habis terjual sebelum konser diselenggarakan, dan (seperti yang saya kutip dari Republika) sebagian besar calon penonton kemungkinan tidak akan mengembalikan tiket tersebut untuk meminta kembali uang mereka (karena tiket tersebut tiba-tiba bernilai tinggi dan menyimpan kenangan tersendiri yang hanya dimiliki mereka), kemudian berapa banyak keuntungan media dari hasil penjualan produk mereka edisi khusus tentang MJ dan Mbah Surip, misalnya? Wallahu a’lamu bis shawwab. Yang pastinya banyak hikmah yang dapat saya peroleh atas dua fenomena ini,diantaranya:

(1)tentang kematian.

Seseorang datang kepada Umar bin Khattab lalu mengatakan: “tidakkah tuan beristirahat sejenak dari pekerjaan ini”. Beliau menjawab: bukan di sini tempat beristirahat, tapi tempat istirahat kita adalah di Akhirat”.

Tidak ada yang lebih ampuh nasehatnya daripada nasehat tentang kematian, oleh karenanya menghadirkan gambaran keadaan kita ketika maut menjelang adalah perbuatan yang sangat utama bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya.

(2)tentang rezeki seseorang.

Allah mengatur segala sesuatu sesuai dengan kadarnya.” (QS ath-Thalaq [65]: 3)

“..Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS ar-Rum [30]: 37)

Tetapi kini kedua nya telah pergi dari dunia ini menghadap Tuhan Yang Maha Esa, dan sampai saat ini juga kematian mereka berdua juga terjadi tiba-tiba, mamang kematian datang tak di duga tetapi kodrat manusia lah yang menyelidiki penyebab kematian seseorang,
Mudah-mudahan mereka berdua diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa....

Wallahu a’lamu bis shawwab.



0 komentar:

Posting Komentar

Saran dan Kritik sangat diharapkan demi kebaikan bersama.